Sabtu, 23 Juni 2012

Beruang Pita Merah Jambu

          
     Lelaki paruh baya dengan sebatang rokok di tangannya duduk di pinggiran toko dengan tatapan kosong. Bajunya lusuh, keringat bercucuran, dahi berkerut, dan pikirannya yang kacau.

Dilihatnya ibu muda menuntun anaknya membawa boneka beruang dengan pita merah jambu, manis sekali seperti boneka yang diingankan Rere. Tiba-tiba ia ingat akan sosok  gadis kecil yang sering menciumnya di pagi hari, hangat. 

 Seperti mencium air di tengah hutan, lelaki itu dengan semangat berlari. Ia telah menemukan sesuatu yang sejak dua hari ia butuhkan. Pikirannya tertuju pada sebuah warung usang milik haji ahong yang sejak kecil sering ia datangi, Haji ahong masih kerabat dekat dengannya. Sebelum sampai di tempat tujuan, terlihat tiga laki-laki bertubuh besar berjalan di depannya. Masing-masing dari mereka membawa senjata api, tanpa pikir panjang salah satu dari mereka menembakkan senjata kearahnya.

Di balik keranjang sampah ia bersembunyi, berdoa agar ketiga lelaki bersenjata tersebut tidak menyadari keberadaannya. Setelah terdengar langkah kaki menjauh darinya ia melihat sekitar dan mulai berjalan pelan menuju tujuannya yaitu warung haji ahong, masih dengan keringat dan baju lusuh.

Tak seperti yang ia bayangkan, haji ahong tidak menunjukkan sikap bersahabat dengannya, rupanya sudah tidak ada lagi yang mau berurusan dengan seorang narapidana yang kabur dari tahanan dan sedang menjadi buronan. Lelaki itu keluar dengan kekecewaan yang luar biasa. Haji ahong adalah orang ketujuh yang dikenal dekat dengannya, dari ketujuh orang tersebut tidak ada satupun yang mengerti akan satu-satunya hal yang dia inginkan sebelum dijatuhi hukuman.

Sebenarnya yang diinginkan lelaki itu saat ini hanyalah mendapatkan 60 ribu rupiah, pergi ke toko boneka dan memberikan boneka beruang berpita merah jambu untuk Rere, anak semata wayangnya yang selalu menunggu kepulangan ayahnya yang menjanjikan hadiah. Iya, ayahnya sudah berjanji akan memberikan hadiah terakhir untuk Rere sebelum nyawanya di renggut.  Tiba-tiba suara tembakan menggelegar di ujung jalan setapak menuju kota.



Kamis, 14 Juni 2012

Manusia Sempurna


Tulisan saya kali ini bukan mengenai penyakit mental, bukan tentang skizofrenia, atau hal-hal yang berbau klinis, saya akan sedikit bercerita. 

Saya merasa sangat beruntung. Beruntung memiliki fisik yang sempurna, bersyukur atas kesempurnaan ciptaan Tuhan yang saya nikmati setiap hari. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang manusia paling sempurna di dunia.

Setiap orang tua selalu ingin memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan anaknya..


tapi, terkadang sebagai anak kita menjadi manusia yang seolah melupakan apa itu 'kasih sayang'


padahal di usia rentanya, tidak banyak yang mereka inginkan...


Dari ketiga video di atas saya harap kita semua bisa menjadi manusia yang penuh kasih sayang seperti orang tua kita. Bisa menjadi manusia yang penuh semangat untuk berjuang melewati setiap episode pada kehidupan seperti semangat yang dimiliki orang tua untuk kebahagiaan anaknya. 

Karena kasih sayang akan selalu mendamaikan...