Perkuliahan
semester IV sudah dimulai dan pada semester ini saya mendapat mata kuliah
“Kesehatan mental”. Saya berkewajiban mencari dan memberi informasi tentang
kesehatan mental tentunya. Disini saya harap kita semua bisa saling berbagi
ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat. :)
Oke,
kita mulai dari konsep sehat.
Ummm..
sebelumnya apa itu sehat? Sehat adalah keadaan baik, normal, tidak sakit.
Benar! Namun menurut WHO (1957) ‘sehat
adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak
hanya terbatas bebas dari penyakit dan kelemahan, dirasa tidak sesuai dan tidak
lengkap lagi.’ Sedangkan pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9
tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan
yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta
bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Agar lebih
mudah, mungkin bisa dikatakan sehat adalah kondisi baik pada fisik, emosi,
pikiran, sosial dan spiritual. Mudah bukan? Ya, mudah-mudahan lebih bisa
dipahami.
Lalu
apa lagi yang harus kita ketahui? Ada
beberapa aspek kesehatan, dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, yakni: fisik
(badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
1.
Fisik
Fisik yang sehat dapat diartikan kondisi organ dapat berfungsi dengan
normal tanpa keluhan
2.
Mental
Mental terdiri dari beberapa komponen yaitu emosi, pikiran, dan spiritual
3.
Sosial
Dapat terlihat pada interaksi antar individu dalam lingkungan sosial.
4.
Ekonomi
Seseorang yang berada dalam keadaan produktif dan dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan baik
Apakah kalian pernah bertanya-tanya,
di jaman prasejarah apa yang terjadi pada orang-orang yang bermasalah dengan
kesehatan mentalnya? Jika iya, saya punya jawabannya.. :)
Jadi, pada jaman
prasejarah baik penyakit fisik maupun mental digunakan penanganan seperti
memijit, menggosok, menghisap, membalut atau menggunakan mantra-mantra tertentu.
Sedangkan pada masa peradaban awal sudah ada ilmu kedokteran yang terorganisir
sehingga pasien gangguan mental sudah mendapat penanganan tepat.
Apakah itu
kepribadian sehat?
Sampai
sekarang kita hanya menggambarkan apa yang bukan kepribadian sehat. Ada satu alasan yang
tidak wajar dalam hal ini; kita tidak mengetahui dengan pasti apa itu
kepribadian sehat karena terdapat sedikit persesuaian pendapat para ahli
psikologi dalam hal ini. Banyak definisi tentang kepribadian sehat, tetapi hal yang paling baik yang dapat kita lakukan
adalah meneliti konsepsi-konsepsi tentang kesehatan psikologis yang positif itu
yang tampaknya sangat sempurna, melihat apa yang dikatakan oleh
konsepsi-konsepsi tersebut tentang diri kita. (Schultz,1977)
Menurut Sigmund Freud perkembangan kepribadian adalah “belajar
tentang cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan (tension reduction) dan
memperoleh kepuasan” kepuasan itu sendiri terdiri dari empat aspek :
1.
Pertumbuhan fisik
Seperti yang terjadi pada remaja, pertumbuhan fisik yang berubah akan
mempengaruhi psikologis dan perkembangan kepribadiannya.
2.
Frustrasi
Orang yang tidak pernah mengalami frustrasi biasanya kepribadiannya tidak
dapat berkembang. Pada remaja biasanya sulit muncul rasa tanggungjawab dan
kemandirian.
3.
Konflik
Konflik biassanya terjadi antara id, ego dan superego. Jika seseorang
bisa mengatasi konflik terkait ketiga unsure tersebut maka dia akan mengalami
perkembangan kepribadian yang sehat.
4.
Ancaman
Biasanya ancaman terjadi pada lingkungan. Karena selain memberi rasa aman
terkadang ancaman juga timbul dan menyebabkan ketegangan. Jika seseorang dapat
menghadapinya dengan baik, maka dia bisa mengalami perkembangan seperti yang di
harapkan.
Selain
itu Freud juga mengatangan bahwa perkembangan kepribadian juga dipengaruhi oleh
perkembangan psikoseksual. Menurut model perkembangan Freud pada masa pragenital yaitu tahap oral, anal, phalik. Setelah usia 5 tahun
dorongan seksual pada masa laten akan
di tekan setelah itu memasuki tahap kematangan yaitu tahap genital.
Erik erikson
melengkapi tahapan perkembangan menjadi delapan tahap, yaitu bayi (infancy), anak (early childhood), bermain (play
age), sekolah (school age),
remaja (adolescence), dewasa awal (young adulthood), dewasa madya (middle adulthood), dan dewasa akhir (late adulthood).
Tahap
– tahap perkembangan kepribadian Erikson ada delapan, yakni sebagai berikut :
1.
Tahap pertama
Menurut Erikson tahapan ini sangat fundamental bagi tahapan selanjutnya.
Tahapan ini ditandai dengan sifat dasar “trust
mistrust” yang tugas perkembangannya adalah mengembangkan sikap percaya
diri dan mencegah sifat curiga.
2.
Tahap kedua
Pada tahapan ini anak mempelajari dan mengembangan rasa percara diri,
jika pada tahap ini tidak berjalan lancar, maka anak akan tumbuh menjadi
pribadi yang pemalu dan kurang percaya diri.
3.
Tahap ketiga
Pada tahapan ketiga ini anak sudah dapat mengontrol diri dan
lingkungannya. Anak sudah mengenal adanya perbedaan dan belajar mencapai
tujuan. Jika tidak ada dorongan positif untuk mencapai tujuan maka anak akan
merasa bersalah dan berkembang menjadi anak nakal.
4.
Tahap keempat
Tahapan ini terjadi di usia sekolah (6-12 tahun), anak sudah mulai
mengembangkan keterampilan sosial dan keberhasilan akademik.
5.
Tahap kelima
Tahapan ini terjadi pada masa pubertas (18-20 tahun). Tugas yang harus
dicapai adalah identitas diri, jika individu tidak bisa mengatasinya maka akan
timbul adanya krisis identitas.
6.
Tahap keenam
Tahapan ini terjadi pada masa dewasa awal, sudah siap menyatukan
identitas dirinya dengan orang lain. individu sudah dapat menjalin hubungan
lebih lanjut seperti pernikahan.
7.
Tahap ketujuh
Terjadi pada masa dewasa, individu biasanya mengalami krisis psikososial gairah
hidup lawan kejenuhan. Terjadi kepedulian terhadap orang lain dan berbagi
pengetahuan dan pengalaman mereka.
8.
Tahap kedelapan
Integritas dilukiskan sebagai keadaan yang dicapai, sedangkan
keputusasaaan adalah sikap yang kurang bisa menyesuaikan dengan perubahan
siklus yang terjadi dalam hidup. Kegiatan fisik maupun mental sudah mulai
berkurang dan lebih menjaga integritas tersebut .
Daftar
Pustaka
Schultz, duane. 1991. psikologi
pertumbuhan : model-model kepribadian sehat. Yogyakarta
: Kanisius
Nurihsan, yusuf LN. 2008. Teori
kepribadian. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya
Semium,
yustinus. 2006. Kesehatan mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Adisasmito,
wiku. 2010. Sistem kesehatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjadi jago bikin bLog gitu Lo?? cieeeeee :p
BalasHapushahahahhah bagus yu!!
gausah modus gitu deh lep.. -_____-
BalasHapusthanks,, :*
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswah, lucu sekali becandanya.. hahaha
BalasHapusasyik deh, bakat nulis juga ya. hehe ^_^
BalasHapusciiyee ayuu bagus deh ini tulisannya :)
BalasHapus