Sabtu, 17 Maret 2012

Konsep Kesehatan Mental


Perkuliahan semester IV sudah dimulai dan pada semester ini saya mendapat mata kuliah “Kesehatan mental”. Saya berkewajiban mencari dan memberi informasi tentang kesehatan mental tentunya. Disini saya harap kita semua bisa saling berbagi ilmu yang mudah-mudahan bermanfaat. :)

Oke, kita mulai dari konsep sehat. 


Ummm.. sebelumnya apa itu sehat? Sehat adalah keadaan baik, normal, tidak sakit. Benar! Namun menurut WHO (1957) ‘sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya terbatas bebas dari penyakit dan kelemahan, dirasa tidak sesuai dan tidak lengkap lagi.’ Sedangkan pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Agar lebih mudah, mungkin bisa dikatakan sehat adalah kondisi baik pada fisik, emosi, pikiran, sosial dan spiritual. Mudah bukan? Ya, mudah-mudahan lebih bisa dipahami.

Lalu apa lagi yang harus kita ketahui? Ada beberapa aspek kesehatan, dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.

1.      Fisik
Fisik yang sehat dapat diartikan kondisi organ dapat berfungsi dengan normal tanpa keluhan

2.      Mental
Mental terdiri dari beberapa komponen yaitu emosi, pikiran, dan spiritual

3.      Sosial
Dapat terlihat pada interaksi antar individu dalam lingkungan sosial.

4.      Ekonomi
Seseorang yang berada dalam keadaan produktif dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik

            Apakah kalian pernah bertanya-tanya, di jaman prasejarah apa yang terjadi pada orang-orang yang bermasalah dengan kesehatan mentalnya? Jika iya, saya punya jawabannya.. :)
Jadi, pada jaman prasejarah baik penyakit fisik maupun mental digunakan penanganan seperti memijit, menggosok, menghisap, membalut atau menggunakan mantra-mantra tertentu. Sedangkan pada masa peradaban awal sudah ada ilmu kedokteran yang terorganisir sehingga pasien gangguan mental sudah mendapat penanganan tepat.

Apakah itu kepribadian sehat?

Sampai sekarang kita hanya menggambarkan apa yang bukan kepribadian sehat. Ada satu alasan yang tidak wajar dalam hal ini; kita tidak mengetahui dengan pasti apa itu kepribadian sehat karena terdapat sedikit persesuaian pendapat para ahli psikologi dalam hal ini. Banyak definisi tentang kepribadian sehat, tetapi  hal yang paling baik yang dapat kita lakukan adalah meneliti konsepsi-konsepsi tentang kesehatan psikologis yang positif itu yang tampaknya sangat sempurna, melihat apa yang dikatakan oleh konsepsi-konsepsi tersebut tentang diri kita. (Schultz,1977) 



Menurut Sigmund Freud perkembangan kepribadian adalah “belajar tentang cara-cara baru untuk mereduksi ketegangan (tension reduction) dan memperoleh kepuasan” kepuasan itu sendiri terdiri dari empat aspek :

1.      Pertumbuhan fisik
Seperti yang terjadi pada remaja, pertumbuhan fisik yang berubah akan mempengaruhi psikologis dan perkembangan kepribadiannya.

2.      Frustrasi
Orang yang tidak pernah mengalami frustrasi biasanya kepribadiannya tidak dapat berkembang. Pada remaja biasanya sulit muncul rasa tanggungjawab dan kemandirian.

3.      Konflik
Konflik biassanya terjadi antara id, ego dan superego. Jika seseorang bisa mengatasi konflik terkait ketiga unsure tersebut maka dia akan mengalami perkembangan kepribadian yang sehat.

4.      Ancaman
Biasanya ancaman terjadi pada lingkungan. Karena selain memberi rasa aman terkadang ancaman juga timbul dan menyebabkan ketegangan. Jika seseorang dapat menghadapinya dengan baik, maka dia bisa mengalami perkembangan seperti yang di harapkan.

Selain itu Freud juga mengatangan bahwa perkembangan kepribadian juga dipengaruhi oleh perkembangan psikoseksual. Menurut model perkembangan Freud pada masa pragenital yaitu tahap oral, anal, phalik. Setelah usia 5 tahun dorongan seksual pada masa laten akan di tekan setelah itu memasuki tahap kematangan yaitu tahap genital

 

Erik erikson melengkapi tahapan perkembangan menjadi delapan tahap, yaitu bayi (infancy), anak (early childhood), bermain (play age), sekolah (school age), remaja (adolescence), dewasa awal (young adulthood), dewasa madya (middle adulthood), dan dewasa akhir (late adulthood). 

Tahap – tahap perkembangan kepribadian Erikson ada delapan, yakni sebagai berikut :

1.      Tahap pertama
Menurut Erikson tahapan ini sangat fundamental bagi tahapan selanjutnya. Tahapan ini ditandai dengan sifat dasar “trust mistrust” yang tugas perkembangannya adalah mengembangkan sikap percaya diri dan mencegah sifat curiga.

2.      Tahap kedua
Pada tahapan ini anak mempelajari dan mengembangan rasa percara diri, jika pada tahap ini tidak berjalan lancar, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang pemalu dan kurang percaya diri.

3.      Tahap ketiga
Pada tahapan ketiga ini anak sudah dapat mengontrol diri dan lingkungannya. Anak sudah mengenal adanya perbedaan dan belajar mencapai tujuan. Jika tidak ada dorongan positif untuk mencapai tujuan maka anak akan merasa bersalah dan berkembang menjadi anak nakal.

4.      Tahap keempat
Tahapan ini terjadi di usia sekolah (6-12 tahun), anak sudah mulai mengembangkan keterampilan sosial dan keberhasilan akademik.

5.      Tahap kelima
Tahapan ini terjadi pada masa pubertas (18-20 tahun). Tugas yang harus dicapai adalah identitas diri, jika individu tidak bisa mengatasinya maka akan timbul adanya krisis identitas.

6.      Tahap keenam
Tahapan ini terjadi pada masa dewasa awal, sudah siap menyatukan identitas dirinya dengan orang lain. individu sudah dapat menjalin hubungan lebih lanjut seperti pernikahan.

7.      Tahap ketujuh
Terjadi pada masa dewasa, individu biasanya mengalami krisis psikososial gairah hidup lawan kejenuhan. Terjadi kepedulian terhadap orang lain dan berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka.

8.      Tahap kedelapan
Integritas dilukiskan sebagai keadaan yang dicapai, sedangkan keputusasaaan adalah sikap yang kurang bisa menyesuaikan dengan perubahan siklus yang terjadi dalam hidup. Kegiatan fisik maupun mental sudah mulai berkurang dan lebih menjaga integritas tersebut .


Daftar Pustaka

Schultz, duane. 1991. psikologi pertumbuhan : model-model kepribadian sehat. Yogyakarta : Kanisius
Nurihsan, yusuf LN. 2008. Teori kepribadian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Semium, yustinus. 2006. Kesehatan mental 1. Yogyakarta : Kanisius
Adisasmito, wiku. 2010. Sistem kesehatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

9 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. jadi jago bikin bLog gitu Lo?? cieeeeee :p
    hahahahhah bagus yu!!

    BalasHapus
  4. gausah modus gitu deh lep.. -_____-
    thanks,, :*

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. wah, lucu sekali becandanya.. hahaha

    BalasHapus
  7. asyik deh, bakat nulis juga ya. hehe ^_^

    BalasHapus
  8. ciiyee ayuu bagus deh ini tulisannya :)

    BalasHapus